kayaknya salah, being too honest in a relationship
terlalu open
mungkin karena my own ideas about the relationship itself is something yang pure
genuine
gak ada yang ditutupin
dimana masing-masing pihak bener-bener nyaman dan bisa jadi dirinya sendiri
bisa cerita soal apapun tanpa merasa takut dihakimi
bisa melakukan apapun yang dirinya suka
atau butuh
mungkin memang aku yang terlalu naif
naif, karena berpikir semua manusia bisa genuinely kaya gini
meanwhile diluar sana, masih banyak banget orang yang takut
atau gak terbiasa
atau gak bisa
atau gak nyaman
menjadi transparan
jujur
menjadi apa adanya
di hadapan manusia lain
atau orang yang mereka sayang
dan banyak juga manusia
yang gak bisa terima
ketika pasangannya jadi rapuh
jadi jatuh
ada di bawah
raw
jadi dirinya sendiri
mungkin karena itu
rasanya jarang banget
se-langka itu
ketemu orang yang dimana kita bisa jadi diri kita sendiri
dan merasa diencourage
atau dengan kehadiran mereka secara gak sengaja push kita menjadi the better version of ourselves
setelah mereka berhasil bantu memulihkan luka
.
.
butuh sakit dan gagal berkali-kali
dalam suatu hubungan
untuk akhirnya ngerti
kalau bukan tanggung jawab orang lain untuk membantu “menyatukan” diri kita kembali
atau membahagiakan kita
but I can’t help to expect it from other
because I’ll do that
I’ll do whatever it takes to fix and help someone I love
mungkin dari hal itu juga
yang bikin aku ngerasa, percuma aku kejar-kejar kamu lagi untuk kita balik lagi
karena aku merasa yg kamu punya untuk aku
gak sebesar itu
dan aku gak mau memaksa
atau menjadi toxic untuk hidup orang lain
aku gak pernah mau jadi beban, atau duri dalam daging di hidup seseorang
.
.
I guess I’ll still expect it
dan jadiin itu indikator seseorang beneran sayang dan serius sama kita
but
aku akan lebih bijak
untuk berusaha memulihkan diri aku sendiri dulu
supaya gak jadi toxic untuk hidup orang lain
untuk anak-anakku nanti
aku tau hidup itu kadang gak sesuai sama bayangan kita
but aku gak mau
nikah sama orang
yang aku gak bisa jadi raw
yang kamu gak bisa jadi raw
yang kita gak bisa nyaman jadi apa adanya
dan kita gak bisa saling menguatkan kita yg satu butuh
se murni-murninya
aku gak mau
menikah dengan seseorang yang
hanya untuk menunaikan fase aja
hanya untuk bisa merasa aman
yang aku gak cinta
karena aku gak mau
ketika di jari dan buku nikah ada namanya
tapi di hatiku cuma ada nama kamu
dan begitupun dengan dia yang belum tuntas dengan masa lalunya
dan berapa banyak orang
yang menikah tetapi benar-benar tidak cinta?
hanya untuk merasa aman?
hanya untuk menunaikan impian?
hanya untuk melewati fase?
padahal semu
tidak nyaman
tidak bisa menjadi diri sendiri
dan gak sadar
tiba-tiba harus berakhir di tengah jalan
anak jadi korban
melukai anak sendiri
yang lukanya seumur hidup, bahkan bisa berdampak ke generasi selanjutnya
.
menikah dengan orang yang dicintai itu harus
wajib hukumnya
kenapa?
karena yang didasari cinta, akan memaafkan kesalahan apapun
tidak akan mampu berpisah satu sama lain
seberapa jauh tersasar
akan kembali lagi
karena cinta
sumber energi
sumber kehidupan
sumber motivasi
memberi nyawa
cinta bukan hanya bicara soal indah, tulus, atau memberi
tetapi juga bicara tentang memaafkan, pengorbanan, dan ketulusan
ini harusnya yang jadi pondasi
suatu pernikahan
suatu keluarga
bukan uang
bukan tampang
bukan status sosial
bukan rasa aman
people might say aku terlalu idealis
but I know what works
.
and people thought, they might find the connection in someone else, when in fact, it only happened to few and they can’t turn it back
.
semoga pencarian ini segera berakhir